Olimpiade Paris 2024 berubah dari sebuah kompetisi yang tampaknya akan mengecewakan, menjadi sebuah ajang yang menciptakan sejarah membanggakan. Pada setiap edisi olimpiade, ajang bulu tangkis selalu menjadi cabang olahraga andalan bagi Indonesia untuk mendulang emas. Namun, pada olimpiade kali ini Indonesia gagal meraih 1 buah emas pun. Cabang bulu tangkis hanya berhasil menyumbang 1 medali perunggu melalui Gregoria Mariska Tunjung di nomor tunggal putri.
Namun, semua berubah pada tanggal 8 Agustus 2024. Indonesia Berhasil meraih medali emas pertamanya melalui cabang panjat tebing di nomor speed climbing relay Putra. sehari setelahnya, nomor angkat besi putra kelas 73 kg berhasil menyumbang medali kedua untuk Indonesia. Raihan 2 emas ini mengulang prestasi Indonesia dalam satu edisi olimpiade yang telah bertahan selama 32 tahun.
Raihan Emas Pertama Dari Cabang Non-Bulu Tangkis
Indonesia meraih medali emas pertama mereka di Olimpiade Paris 2024 melalui aksi brilian Veddriq Leonardo di nomor speed putra panjat tebing. Kemenangan ini menjadi pencapaian besar, terutama mengingat cabang olahraga panjat tebing baru saja diperkenalkan di Olimpiade Tokyo 2020, dan ini adalah kali pertama nomor speed putra dipertandingkan di ajang olimpiade.
Veddriq menunjukkan performa luar biasa dalam perjalanannya menuju final. Di perempat final Olimpiade Paris 2024, ia berhasil mengalahkan atlet tuan rumah, Bassa Mawem (Prancis). Kemudian, ia melanjutkan kemenangannya dengan menyingkirkan Reza Alipour (Iran) di semifinal. Di laga puncak, Veddriq berhadapan dengan Wu Peng (China) dan mencatatkan waktu 4,75 detik, unggul 0,2 detik dari lawannya. Kemenangan ini membawa Veddriq meraih emas pertama untuk Indonesia di cabang olahraga panjat tebing.

Raihan emas Olimpiade Paris 2024 ini semakin spesial, mengingat ini adalah emas pertama yang dipersembahkan oleh cabang selain bulu tangkis di tingkat olimpiade. Ya, sejak keikutsertaannya di ajang olimpiade, hanya cabang bulu tangkis yang selama ini menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Cabang olahraga lainnya, maksimal hanya mampu menyumbang medali perak.
Raihan Emas Pertama di Cabang Cabang Angkat Besi
Tidak hanya Veddriq, Indonesia juga meraih emas di cabang olahraga non bulu tangkis, yaitu cabang angkat besi. Atlet muda berbakat, Rizki Juniansyah berhasil mengamankan medali emas di nomor 73 kg putra. Bertanding di South Paris Arena 6, Paris, Rizki menunjukkan kekuatan luar biasa dengan total angkatan 354 kg, yang terdiri dari snatch 155 kg dan clean & jerk 199 kg.
Jumlah ini cukup untuk mengalahkan pesaing terdekatnya, Weeraphon Wichuma dari Thailand, yang mencatatkan total angkatan 346 kg, serta Bozhidar Andrev dari Bulgaria yang meraih perunggu dengan total 344 kg. Sejatinya, pesaing terberat Rizki di nomor 73 kg putra adalah Shi Zhiyong. Atlet angkat besi asal China ini merupakan pemilik rekor dunia nomor 73 kg dengan total angkatan 364 kg, dengan snatch seberat 166 kg (rekor olimpik) dan clean & jerk 198 kg (rekor olimpik). Namun di olimpiade Paris 2024 ini, Zhiyong gagal mencatat angkatan clean & jerk karena cedera. Padahal, sebelumnya ia sudah berhasil mencatat angkatan snatch seberat 165.
Keberhasilan Rizki dalam meraih medali emas ini mencatat sejarah sebagai peraih emas termuda dari Indonesia, yaitu di usia 21 tahun 1 bulan. Catatan ini mengalahkan Susy Susanti yang berhasil meraih medali emas pada usia 21 tahun 5 bulan dan 24 hari. Angkatan clean & jerk Rizki seberat 199 kg juga mengalahkan rekor olimpik sebelumnya yang dimiliki oleh Zhiyong (198 kg).
Prestasi Terbaik Indonesia di Ajang Olimpiade
Olimpiade Barcelona 1992 adalah salah satu capaian terbaik Indonesia di ajang olimpiade (selain Olimpiade paris 2024). Pada ajang tersebut, Indonesia berhasil meraih 2 medali emas untuk pertama kalinya dalam sejarah keikutsertaan di Olimpiade. Kedua emas tersebut diperoleh dari cabang bulu tangkis. Prestasi ini menjadi awal dari kejayaan bulu tangkis Indonesia di pentas dunia.
Kesuksesan para atlet di Barcelona membuka jalan bagi generasi penerus untuk terus mengukir prestasi dan membawa pulang medali emas bagi Indonesia. Kini, setelah lebih dari tiga dekade, keberhasilan serupa kembali terulang di Olimpiade Paris 2024, seolah mengingatkan kita akan kebanggaan dan harapan yang pernah ditorehkan di masa lalu.
Klasemen Olimpiade Paris 2024
Dengan prestasi tersebut, Indonesia berhasil mengamankan posisi ke-39 dalam klasemen akhir Olimpiade Paris 2024. Kontingen Merah-Putih unggul tipis di atas Israel yang mengantongi satu medali emas, lima perak, dan satu perunggu. Di tingkat Asia Tenggara, Indonesia menduduki posisi kedua setelah Filipina, yang sukses mengoleksi dua medali emas dan dua perunggu.
Pada klasemen keseluruhan Olimpiade Paris 2024, Amerika Serikat tampil sebagai juara umum dengan total 40 medali emas, 44 perak, dan 42 perunggu. Posisi kedua diraih oleh China dengan 40 medali emas, 27 perak, dan 24 perunggu. Jepang, dengan 20 medali emas menyusul di peringkat ketiga.

Masa Depan Cerah Bagi Indonesia di Ajang Olimpiade
Sejak meraih emas untuk pertama kalinya di Olimpiade Munich 1972, Indonesia hanya pernah mendulang emas olimpiade dari cabang bulu tangkis. Hingga 2024, cabang olahraga lain belum pernah mengibarkan bendera Merah Putih di ajang Olimpiade. Keberhasilan Indonesia meraih dua medali emas di Olimpiade Paris 2024 melalui cabang panjat tebing dan angkat besi menandakan kemajuan signifikan.
Prestasi ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Indonesia di berbagai cabang olahraga lainnya. Atlet-atlet seperti Desak Made Rita Kusuma Dewi, juara dunia panjat tebing prestasi di kompetisi angkat besi Internasional adalah dua diantara banyaknya atlet potensial peraih emas di ajang olimpiade berikutnya.
Namun ironisnya, saat cabang olahraga lain mulai bersinar, bulu tangkis yang selama ini menjadi andalan, justru mengalami penurunan performa. Di Olimpiade Paris 2024, bulu tangkis hanya mampu menyumbangkan satu medali perunggu. Jika bulu tangkis mampu bangkit dan cabang-cabang lain terus berkembang, Indonesia memiliki peluang besar untuk meraih lebih banyak medali emas di Olimpiade mendatang. Masa depan olahraga Indonesia cerah, asalkan pembinaan dan dukungan terhadap para atlet terus ditingkatkan secara konsisten.
